Konflik Internal dan Eksternal tokoh utama pada cerpen Tuhan, Pawang Hujan, dan Petarung yang Remis karya A.S Laksana

Authors

  • Eva Nurmayanti

DOI:

https://doi.org/10.69901/kh.v4i2.191

Keywords:

konflik internal, konflik eksternal, dan cerpen

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan  konflik internal dan konflik eksternal tokoh utama bernma Alit  pada cerpen pada cerpen Tuhan, Pawang Hujan, dan Petarung yang Remis karya A.S Laksana. Alit yang berprofensi sebagai Pesulap dan Pawang hujan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data maka dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik pustaka.  Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.Adapun langkah-langkah dalam menganalisis datanya adalah sebagai berikut : Mengelompokkan data berdasarkan jenis data, Mereduksi data dari korpus data sesuai dengan masalah yang diteliti, Mendeskripsikan data-data tersebut agar lebih mudah dipahami, Menganalisis data berdasarkan rumusan yang telah ditentukan dan Penarikan simpulan.

Berdasarkan hasil Analisis pada cerpen Tuhan, Pawang Hujan, dan Petarung yang Remis karya A.S Laksana. Terdapat konflik internal dan konflik eksternal.  Konflik internal merupakan permasalahan atau peristiwa yang terjadi pada diri Alit karena adanya pergolakan batin dengan diri sediri sebabkan karena munculnya keinginan atau perasaan yang muncul dari dalam diri tokoh. Konflik eksternal pada cerita cerpen Tuhan, Pawang Hujan, dan Petarung yang Remis karya A.S Laksana, merupakan peristiwa yang muncul karena adanya keterlibatan orang lain atau pengaruh dari luar tokoh yang memunculkan perasaan bahagia, sedih kecewa, marah dan dendam. Ini merupakan gambaran peristiwa yang memang sering terjadi dalam kehidupan nyata ketika hidup di dunia nyata

Published

2023-08-28

How to Cite

Nurmayanti, E. (2023). Konflik Internal dan Eksternal tokoh utama pada cerpen Tuhan, Pawang Hujan, dan Petarung yang Remis karya A.S Laksana. Khatulistiwa, 4(2), 59-83. https://doi.org/10.69901/kh.v4i2.191